Surah al-Tin adalah Makkiyah (diturunkan sebelum Hijrah) dan ia membincangkan dua tema utama iaitu:
Pertama: Penghormatan Allah Jalla wa 'Ala kepada umat
manusia di mana Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk dan rupa,
tegak tubuhnya, sempurna anggota badannya, baik susunan kejadiannya.
Kedua: Tema keimanan kepada perhitungan (hisab) dan
pembalasan (jaza') terhadap amalan di dunia.
Surah ini dimulakan dengan sumpah Allah dengan buah tin dan
zaitun yang merupakan kiasan kepada tempat suci dan lokasi yang dimuliakan,
yang dikhususkan oleh Allah Ta'ala untuk penurunan wahyu di dalamnya kepada
para Nabi dan Rasul-Nya, iaitu Baitul Maqdis yang merupakan tempat yang biasa
ditumbuhi oleh pohon tin dan zaitun. Begitu juga disebutkan Gunung Tursina yang
merupakan tempat Nabi Musa berbicara dan bermunajat kepada Allah dan Makkah
Al-Mukarramah, tempat terletaknya Kaabah dan tempat Nabi Muhammad dilahirkan
dan diutuskan.
Dengan tempat-tempat inilah Allah bersumpah bahawa Dia telah
memuliakan manusia, lalu menciptakannya dalam bentuk yang paling indah, dan
susuk tubuh yang paling sempurna. Jika dia tidak mensyukuri nikmat Tuhannya,
maka dia akan dikembalikan ke martabat yang serendah-rendahnya di neraka Jahim.
Surah ini mencela orang kafir atas pengingkarannya terhadap
kebangkitan semula (ba'ath) dan hari Kiamat (nusyur), setelah
adanya bukti-bukti nyata yang menunjukkan kekuasaan Tuhan sekalian alam, dalam
penciptaan-Nya terhadap manusia dalam bentuk yang paling baik dan rupa yang
paling indah.
Surah ini diakhiri dengan penjelasan mengenai keadilan Allah
dengan memberi pahala kepada orang-orang mukmin yang taat dan menyeksa
orang-orang kafir yang inkar.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan